Nasional

Catatan Kecil Kunjungan Anies Baswedan ke PP Aswaja Nusantara

Oleh: Harsa Permata

KEBARUAN.COM – Anies Baswedan, hari itu, datang ke PP Aswaja Nusantara, Mlangi, Sleman, pada sore hari, antara pukul 16.00 – 16.15 wib. Saat itu, saya awalnya tidak terlalu fokus pada jam. Baru ketika, Gus Mustafid (Gus Tafid), Pengasuh PP Aswaja Nusantara, dan Pimpinan Laskar Santri D.I.Y, menjelaskan tentang durasi waktu kunjungan, saya lihat jam di telepon seluler milik saya, ternyata sudah pukul 16.48.

Ada dua deklarasi sebenarnya untuk pemenangan pasangan AMIN (Anies – Gus Muhaimin) saat itu. Pertama, adalah deklarasi dukungan untuk AMIN, dari komunitas disabilitas tingkat nasional, yaitu DISIBER (Disabilitas Indonesia Bergerak). Kedua, adalah deklarasi dukungan dari masyarakat santri, yang diwakili oleh Laskar Santri Yogyakarta, untuk pemenangan AMIN.

Terus terang, saat berada di lantai dua, aula Pondok Pesantren Aswaja Nusantara, berjarak tidak terlalu jauh, dari Anies Baswedan, seperti sebuah pembuktian atas teori dan tesis saya yang terakhir. Dalam tulisan saya di situs indonesiana.id, yang berjudul “Anies Baswedan, Salvador Allende, dan Keadilan Sosial”, saya mengajukan tesis bahwa, Anies Baswedan, dalam beberapa hal, memiliki kesamaan dengan mantan Presiden Chile, mendiang Salvador Allende. Anies dan Allende, dalam tulisan tersebut, saya gambarkan sebagai dua orang pemimpin bangsa dan negara, yang sama-sama menjalankan kekuasaan yang diberikan oleh rakyat kepada mereka, untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

Ternyata, pada hari Senin sore, 25 Desember 2023, ketika bertemu secara langsung dengan Anies Baswedan, saya menemukan, apa yang Allende kerap lakukan bersama rakyat, yaitu dialog. Anies, tidak langsung berbicara, tetapi mendengarkan dulu tuan rumah, Gus Mustafid, dan perwakilan Disabilitas Indonesia Bergerak (DISIBER), yaitu Pak Soleh, untuk menyampaikan pandangan dan aspirasi dari organisasi dan kelompok, tempat mereka bernaung.

Pak Soleh, menyampaikan aspirasi kelompok penyandang disabilitas, secara umum, dan menegaskan dukungan dari masyarakat disabilitas nasional, untuk pasangan calon Anies – Gus Muhaimin (AMIN). Gus Mustafid, menyampaikan amanat dan dukungan dari Laskar Santri Yogyakarta, untuk paslon Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, yang akan berlaga dalam kontestasi Pilpres 2024 mendatang.

Anies menanggapi aspirasi dan dukungan dari masyarakat disabilitas nasional dan masyarakat Santri tersebut, secara bergantian. Pertama, untuk kelompok penyandang disabilitas, kurang lebih, Anies menyatakan bahwa persoalan disabilitas sudah menjadi concern, atau perhatian beliau sejak dulu, dan Anies juga berbicara tentang pentingnya untuk me-mainstreaming-kan isu-isu disabilitas ini. Memang, jika isu-isu disabilitas menjadi mainstream, maka kesadaran difabel, bisa terbangun dalam masyarakat. Kesadaran difabel, adalah suatu perspektif yang memandang bahwa kaum difabel, atau penyandang disabilitas, seharusnya tidak untuk dikasihani, tetapi bagaimana supaya pemerintah bisa menyediakan berbagai akses yang setara, untuk penyandang disabilitas, dan fasilitas penunjang, untuk mengatasi berbagai hambatan fisik dan non-fisik, yang dimiliki oleh penyandang disabilitas.

Terkait tanggapan terhadap aspirasi dan amanat dari masyarakat santri, yang disampaikan oleh Gus Mustafid, respon Anies, yang saya tangkap, kurang lebih, adalah bahwa pendidikan pesantren, secara kualitas memang baik, dan tidak kalah dari pendidikan formal lainnya, secara umum. Akan tetapi, persoalannya, terletak pada belum adanya standarisasi untuk lembaga pesantren, yang berdampak pada belum adanya pengakuan formal dan akreditasi terhadap lembaga pendidikan pesantren.

Baca jugaAmanat Laskar Santri Yogyakarta terhadap Pasangan AMIN

Anies juga menyampaikan, bahwa, jika pasangan AMIN memenangi Pilpres, maka mereka bisa memperoleh kewenangan untuk menjalankan pemerintahan, guna mewujudkan perubahan, sementara kekuasaan tetap di tangan rakyat. Artinya, Anies mempertegas bahwa sekali lagi ia tidak berorientasi pada kekuasaan belaka, tetapi bagaimana supaya negara dan kekuasaan, bisa dijalankan untuk kepentingan mayoritas rakyat.

Saya jadi teringat dengan mendiang Allende, yang karena dana yang minim, memilih berkampanye, dengan berdialog langsung, mendatangi rumah-rumah rakyat Chile, yang secara ekonomi, adalah kelas menengah ke bawah. Setelah memenangi pemilu, dan menjabat sebagai Presiden Chile, Allende betul-betul menjalankan kekuasaan negara untuk mewujudkan keadilan sosial. Hanya saja, sayangnya, rakyat Chile tidak bisa mempertahankan kekuasaan pro rakyat yang dijalankan oleh Allende, karena keburu dikudeta oleh Jenderal Augusto Pinochet, yang didukung penuh oleh Amerika Serikat.

Gestur Anies, bagi saya, jelas sekali bukan gestur penguasa, melainkan gestur pemimpin, yang berjuang bersama rakyat, bahu-membahu, dengan telaten membantu dan mengarahkan rakyat. Ini saya saksikan langsung, ketika Anies dengan sabar, membantu dan mengarahkan komunitas disabilitas, yang tengah berusaha membentangkan spanduk deklarasi dukungan untuk kemenangan Anies – Gus Muhaimin (AMIN). Anies juga ikut di tengah-tengah komunitas disabilitas, membentangkan spanduk tersebut.

Dalam hati, saya berdoa, saat itu, supaya Allah SWT, yang maha kuasa, menjadikan pasangan calon Anies Baswedan dan Gus Muhaimin Iskandar, sebagai pemenang dalam Pilpres 2024. Karena, memang fakta riil di lapangan, paslon yang dihadapi dalam Pilpres 2024 mendatang, adalah paslon yang secara ekonomi dan politik kuat, memiliki uang dan kekuasaan yang berlimpah. Akan tetapi, sekali lagi, kalau boleh mengutip kata-kata Gus Mustafid, bahwa yang paling penting adalah bukan hasil akhir, melainkan adalah istiqomah dalam keimanan, atau berpegang teguh pada prinsip hidup yang kita yakini. InsyaAllah AMIN menang!

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

To Top