Nasional

Kolaborasi Sudirman Said dan Anies Baswedan untuk Keberlanjutan Perubahan

Anies Baswedan dan Sudirman Said soal Pilkada Jakarta

Oleh: Fandy Arrifqi

(Peneliti Insight Indonesia)

PILKADA serentak sudah di depan mata. Banyak posisi jabatan kepala daerah yang akan diperebutkan, salah satunya Jakarta. Walaupun Jakarta tidak akan lagi berstatus ibukota negara, jabatan gubernur Jakarta tetap dipandang prestisius dan strategis. Oleh karena itu, banyak nama besar yang diisukan akan maju dalam pilkada Jakarta, salah satunya Anies Baswedan.

Anies Baswedan diisukan akan maju dalam pilkada Jakarta. Hal ini wajar mengingat Anies Baswedan merupakan petahana Gubernur Jakarta. Selain itu, maju di pilkada Jakarta juga dianggap dapat menjaga momentum Anies Baswedan untuk maju kembali dalam pilpres 2029. Namun, benarkah dengan maju pilgub Jakarta akan menjaga momentum Anies Baswedan untuk pilpres 2029?

Baca juga: Ada Apa dengan Anies Baswedan dan Sudirman Said?

Salah satu hal yang harus dipertimbangkan Anies Baswedan untuk maju pilgub Jakarta adalah basis massa pendukungnya. Anies Baswedan memperoleh suara terbesar kedua pada pilpres 2024, yakni sebesar 24,95%. Basis massa ini didapat dengan cara yang organik. Artinya, basis massa ini berasal dari orang-orang yang sepaham dengan visi yang dibawakan oleh Anies Baswedan. Oleh karena itu, basis massa ini harus dirawat supaya Anies Baswedan bisa tetap memiliki kesempatan maju di Pilpres 2029.

Namun, Anies Baswedan berisiko kehilangan basis massanya jika maju dalam Pilkada Jakarta 2024. Hal ini karena pendukung Anies Baswedan memiliki sentimen negatif terhadap Prabowo. Mengutip dari hasil riset Perkumpulan Analis Resiko Indonesia (Pares Indonesia), terdapat polarisasi di media sosial antara pendukung Anies Baswedan dengan pendukung Prabowo. Interaksi yang terbentuk antara pendukung Anies Baswedan dengan pendukung Prabowo adalah saling menyindir dan menghujat. Artinya, ada sentimen negatif yang kuat terhadap Prabowo dari basis massa pendukung Anies Baswedan.

Jika Anies Baswedan maju dalam Pilkada Jakarta dan terpilih, maka ia akan menjadi bagian dari rezim pemerintahan Prabowo. Hal ini tentu akan membuat kecewa basis massa pendukung Anies Baswedan yang justru memiliki sentimen negatif terhadap Prabowo. Jika Anies Baswedan kehilangan basis massa pendukung yang sudah susah payah dibangun secara organik ini, maka Anies Baswedan akan kehilangan momentum untuk maju dalam Pilpres 2029.

Oleh karena itu, langkah yang dapat dilakukan oleh Anies Baswedan untuk menjaga momentum adalah dengan tetap berada di luar pemerintahan Prabowo. Langkah yang dapat diambil adalah dengan menjadi tokoh nasional yang rajin mengkritisi dan mengoreksi pemerintahan Prabowo. Dengan langah ini, Anies Baswedan dapat tetap menjaga basis massa pendukungnya.

Selain untuk menjaga basis massanya, langkah ini juga dapat menyeimbangkan situasi demokrasi di Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari diperlukannya oposisi agar sebuah demokrasi dapat dikatakan sehat. Anies Baswedan dapat mengambil peran ini dengan menjadi seorang figur tokoh nasional yang rajin memberikan kritik dan masukan kepada rezim pemerintah yang berkuasa.

Lalu, untuk mengisi pos strategis gubernur Jakarta, Anies Baswedan dapat mengusung tokoh yang memiliki kesamaan visi dengannya. Dengan begitu, narasi perubahan dapat terus dirawat dan, bahkan, dapat tetap diterapkan dalam pemerintahan Jakarta. Selain itu, hal ini juga dapat mencegah posisi gubernur Jakarta diisi oleh orang-orang dari koalisi pemerintahan Prabowo.

Salah satu tokoh yang dapat Anies Baswedan usung untuk maju dalam pilkada Jakarta adalah Sudirman Said. Sudirman Said merupakan bagian dari Timnas AMIN. Sudirman Said merupakan juru bicara Timnas AMIN. Artinya, Sudirman Said merupakan orang kepercayaan Anies Baswedan dan loyalitasnya tidak perlu dipertanyakan lagi. Tidak hanya itu, menjadi bagian dari Timnas AMIN menunjukkan bahwa Sudirman Said memiliki kesamaan visi dengan Anies Baswedan.

Selain itu, Sudirman Said juga memiliki pengalaman yang mumpuni sebagai bekal untuk maju dalam pilgub Jakarta. Pengalamannya sebagai Deputi Kepala Badan Pelaksana Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR) Aceh-Nias, Direktur Utama PT Pindad, dan Menteri ESDM menunjukkan bahwa Sudirman Said memiliki pengalaman dan kemampuan manajerial serta pemerintahan yang baik. Dua hal ini merupakan modal penting untuk menjadi Gubernur Jakarta.

Baca juga: Sudirman Said: Transisi DKI ke DKJ Harus Sejahterakan Kaum Miskin kota

Di luar itu, Sudirman Said juga memiliki pengalaman menjadi Komisaris Utama Transjakarta. Sudirman Said ditunjuk menjadi Komisaris Utama Transjakarta oleh Anies Baswedan. Hal ini menunjukkan bahwa Sudirman Said dan Anies Baswedan memiliki kesamaan visi dalam membangun transportasi umum di Jakarta. Selama menjabat, Sudirman Said berhasil mengintegrasikan berbagai macam transportasi umum yang ada di Jakarta ke dalam satu platform yang bernama Jaklingko. Pengalaman keduanya bekerjasama dalam membenahi transportasi umum di Jakarta menunjukkan bahwa keduanya memiliki chemistry yang kuat.

Tidak hanya memiliki pengalaman di bidang pemerintahan, Sudirman Said juga memiliki pengalaman di bidang aktivisme. Sudirman Said merupakan pendiri Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI). MTI merupakan lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dalam bidang anti-korupsi. Melalui MTI, Sudirman Said sering mengadvokasikan percepatan penyelesaian kasus korupsi yang ada di Indonesia. Artinya, selain memiliki pengalaman manajerial pemerintahan, Sudirman Said juga memiliki track record anti-korupsi yang baik.

Pengalaman manajerial pemerintahan dan track record anti-korupsi yang dimiliki Sudirman Said menjadikan Sudirman Said sebagai salah satu kandidat terbaik untuk maju dalam pilgub Jakarta. Namun, majunya Sudirman Said di pilgub Jakarta tidak bisa diartikan sebagai perpecahan Timnas AMIN. Hal ini justru merupakan kerja sama dan kolaborasi antara Anies Baswedan dan Sudirman Said untuk menjaga agar momentum visi perubahan tetap hidup. Anies Baswedan akan berperan sebagai figur tokoh nasional yang akan mengimbangi rezim dari luar pemerintahan dan Sudirman Said berperan sebagai penerus visi perubahan di Jakarta.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

To Top