Oleh : Farid Gaban
(Jurnalis Senior)
(1). Menawarkan perubahan dan secara tegas menjadi antitesa Jokowi dengan semua warisannya (food-estate, IKN, hilirisasi nikel, dan nepotisme Gibran).
(2). Menawarkan model kampanye yang partisipatif dan dialogis seperti Desak Anies. Menekankan isu-isu yang relate dengan aspirasi kalangan bawah.
Baca juga : Nikel Sulawesi dan Anjing Perang
(3). Punya potensi besar untuk membuka partisipasi dari bawah (bottom-up), melibatkan organisasi masyarakat sipil dan gerakan koperasi, dalam kebijakan publik serta legislasi yang dibuat, seperti sudah ditunjukkan dalam model pembangunan Kampung Akuarium, Jakarta.
(4). Punya peluang untuk mendorong reformasi partai-partai politik pendukungnya (terutama Nasdem dan PKB) agar menjadi partai yang lebih demokratis dan partisipatif.
Baca juga : Oportunisme, Nepotisme Dan Etika Bernegara: Mengapa Harus Memilih Anies
(5). Memiliki kemampuan berkomunikasi dan mendengar, yang potensial memberi warga negara seperti saya keleluasaan dan keberanian mengkritiknya jika menyimpang atau terlibat dalam konflik kepentingan.