Nasional

Survei Politik dan Jurnalisme Balap Kuda

Foto Jurnalis Senior Farid Gaban (SUARABARU)

Oleh : Farid Gaban

(Jurnalis Senior)

 

KEBARUAN.COM – Saya satu WAG dengan beberapa pemilik lembaga survei dan saya bilang bahwa mereka ini (dengan sedikit pengecualian) adalah para ilmuwan politik perusak demokrasi.

Survei-survei elektabilitas tidak ada gunanya bagi warga negara.

Survei seperti itu hanya berguna untuk kandidat dan konsultan politik seperti Burhan Muhtadi, Denny JA, Qodari, Eep dan lainnya yang menerima bayaran besar untuk bikin strategi pemenangan.

Baca jugaNikel Sulawesi dan Anjing Perang

Bagi publik tidak ada pentingnya. Bahkan cenderung merugikan.

Survei elektabilitas dipublikasi dengan tujuan menciptakan bandwagon effect: Publik cenderung memilih yang potensial menang seperti diperlihatkan dalam survei.

Dalam konteks itu, survei akan cenderung manipulatif. Itu sebabnya, kalaupun dipublikasi, seharusnya disertasi disclosure (siapa yang bayar) dan detil metodologinya.

Dalam jurnalisme, wartawan diajari untuk menolak atau membatasi memberitakan survei-survei elektoral seperti itu, yang dikenal sebagai horse race journalism.

Baca jugaHow Low Can We Go?

“Jurnalisme balap kuda” buruk bagi perkembangan demokrasi secara luas karena membuat publik sibuk menerka dan memperdebatkan siapa yang akan menang, sambil melupakan isu substansial: untuk apa kita memilih; apa yang akan dilakukan oleh kandidat yang akan berdampak pada nasib banyak orang 5 tahun ke depan.

Para ilmuwan politik pemilik lembaga survei puas hanya melihat demokrasi sebagai sirkuit adu cepat. Dan mereka sebagai para mekanik dengan bayaran besar at the expense of democracy.

Jarang dari mereka yang peduli lagi tentang esensi demokrasi.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

To Top