Ibra

Tukang Sablon dan Tukang Pijat

Kuliah sambil bekerja

KEBARUAN.com – Barusan masuk kelas baru. Prodi Teknik Hasil Perikanan. Sebelum mulai, kenalan dulu. Momen paling gak menyenangkan. Tak kenal maka tak sayang.

Saya tertarik dua mahasiswa. Pertama, namanya Akbar asal Kabupaten Sintang. Sekitar delapan dari Pontianak ke Sintang lewat darat. Lumayan jauh. Demi kuliah, Akbar rela berpisah dengan orangtuanya yang seorang petani. Secara materi orangtuanya tak mampu menguliahkannya. Namun, ia nekat ingin kuliah walau tanpa bantuan orang tuanya.

“Jadi, kamu di sini tinggal siapa, dan bagaimana membiayai kuliah?” tanya saya.

Baca juga: Dorong Generasi Muda Berani Bicara, PMII Gelar Pelatihan Pemimpin

“Saya tinggal nge-kost sendiri, Pak. Untuk biaya kuliah, saya kerja di tempat sablon. Balik kuliah saya kerja. Kadang tidur di tempat kerja, Pak,” jawab alumni MAN 1 Sintang.

Luar biasa semangat kuliahnya. Kuliah sambil kerja. Akbar juga tak pernah minta kirimkan uang ke orang tuanya. Dengan kerja sablon bagian design, sudah cukup. Beruntung ia memiliki skill design digital.

Kedua, namanya Vito. Ia berasal dari Rada Terentang Kabupaten Kubu Raya. Daerah transmigrasi yang lumayan jauh. Ia juga berasal dari keluarga petani.

Untuk membiayai kuliah ortunya tak mampu. Namun, ia nekat kuliah dengan biaya sendiri. Diam-diam ia bekerja sebagai tukang pijat Nakamura di Jl Syarif Abdurahman Pontianak. Sebuah pijat refleksi ala Jepang.

Balik dari kuliah, ia harus bekerja. Ia merasa dari hasil pijat cukup untuk biaya hidup dan kuliah. Tipe mahasiswa kuliah sambil bekerja, saya suka. Seperti mengingatkan saya dulu waktu kuliah.

Saya selalu memotivasi begini, “Mahasiswa seperti kalian ini, biasanya menjadi orang sukses. Waktu kuliah saja sudah mandiri, apalagi sudah tamat nanti.” Mereka pun kompak menjawab, “Amin” Bukan amin yang itu ya, hehehe.

Baca juga: Berikut 14 Artis yang Dukung Anies-Muhaimin

Suka dengan semangatnya. Kuliah sambil kerja itu pasti lebih berat dari mahasiswa yang murni kuliah. Mereka harus membagi waktu sebaik mungkin.

Kalau nilainya lebih rendah dari mahasiswa murni, wajar. Karena, mereka bukan mahasiswa biasa, melainkan luar biasa. #camanewak

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

To Top