Ibra

Pentingnya Metode Blended Learning di Era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 bagi Sekolah Berbasis Pesantren

Metode Blending Learning
Ilustrasi anak belajar (Foto: Sasint/Pixabay.com)

PONDOK Pesantren merupakan institusi pendidikan tertua di Indonesia yang mampu bertahan memberikan edukasi hingga saat ini. Salah satu pesantren tertua adalah Ponpes Sidogiri yang berdiri sejak tahun 1745. Ponpes hadir memberikan pendidikan kepada warga bahkan sebelum kemerdekaan bangsa Indonesia diikrarkan. Hal ini tentu membawa ciri khasnya tertentu yakni tradisionalitas.
Meski sebagai lembaga pendidikan tradisional, pesantren tetap mampu hadir di era modern dan digitalisasi saat ini.

Pada Juli 2023 Kementarian Agama (Kemenag) RI mencatat terdapat 39.043 pesantren di Indonesia dengan jumlah santri sebanyak 4.08 juta santri yang sedang belajar di pesantren (Monavia, Ayu Rizaty, 2023). Perkembangan jumlah pesantren yang semakin banyak dari tahun ke tahun membuktikan bahwa lembaga pendidikan pesantren mampu beradaptasi dengan lingkungan hingga bisa bertahan sampai sekarang ditengah gempuran lembaga pendidikan modern.

Baca juga: Tukang Sablon dan Tukang Pijat

Menurut laporan We Are Social, jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai angka 213 juta orang sejak per Januari 2013 hingga Januari 2023. Jumlah ini setara 77% dari total populasi Indonesia yang sebanyak 276,4 juta orang pada awal tahun ini. Meski jumlah pemakai internet di Indonesia terbesar ke-4 di dunia tetapi nyatanya Indonesia juga merupakan salah satu negara yang banyak penduduknya juga belum terkoneksi internet.

Pada tahun 2018 pernah disampaikan oleh Menteri Kominfo dalam seminar Ekonomi Makro 2018 yang diselenggarakan oleh PT. ASTRA International di Jakarta Utara pada tanggal 23 Juli 2018 menyatakan bahwa dari 262 ribu sekolah terdapat. 80 ribu sekolah belum terhubung internet (Dewi, Kadek Cahya, Ciptayani, Putu Indah & Surjono, Herman Dwi, & Priyanto (2019 : 12).

Dengan demikian kebutuha terhadap keterampilan untuk bertahan hidup di tengah zaman yang berubah dengan cepat, kemampuan untuk membaca potensi lingkungan dan memiliki optimisme dalam menjalani kehidupan perlu ditingkatkan dalam diri pribadi santri.

MA Unggulan Al-Imdad sebagai salah satu Madrasah tingkat menengah atas yang berbasiskan pondok pesantren (ponpes) dan juga sebagai bagian dari warga negara global sangat menyadari posisi dunia yang saat ini berada diantara Era Revolusi Industri 4.0 dan Era Society 5.0. Oleh karena itu, MA Unggulan Al-Imdad terus berinovasi dalam managemen pendidikannya dengan salah satunya mendorong pembelajaran metode blended learning agar para siswa memiliki skil yang siap untuk eksis di dua era ini, selain tetap mempertahankan ciri khas ponpes dengan ribuan hafalan dan pemahaman tentang al-qur’an, Kitab kuning dan kaidah-kaidah keagamaan serta penguasaan pembacaan kitab salaf yang telah menjuarai banyak kompetisi.

Era Revolusi Industri 4.0 ini ditandai dengan adanya kemajuan teknologi seperti teknologi nanoB, kecerdasan buatan (AI), robotika, bioteknologi, komputer kuantum, blockchain, teknologi berbasis internet serta printer 3D. Sementara itu, era society 5.0 adalah sebuah konsep yang diluncurkan oleh Federasi Bisnis Jepang ini bertujuan mengintegrasikan masyarakat dan teknologi untuk mencapai kehidupan dunia yang lebih baik.

Untuk mencapai target tersebut, berbagai usaha diformulasikan salah satunya adalah dengan mendorong para guru untuk mengaplikasikan metode pembelajaran blended learning di kelas. Dengan metode ini, siswa memiliki keterampilan yang mendukung era digital. Santri tidak lagi gagap teknologi dan sangat berguna untuk pendalaman materi pelajaran. Pembelajaran blended learning memfokuskan pada pola pembelajaran tatap muka dengan penggunaan teknologi online sebagai tambahan.

Dalam pembelajaran model ini, siswa hadir di dalam kelas dan kemudian memperdalam pemahaman terhadap materi dengan membuka platform digital yang sesuai dengan pelajaran yang sedang dibahas. Selain pembelajaran bisa lebih mendalam dan variatif, model pembelajaran mampu membuat siswa lebih bahagia dalam belajar karena tidak membosankan dan monoton. Tujuan utama dari blended learning adalah agar siswa dapat menghabiskan sebagian waktu pembelajaran mereka menggunakan alat-alat digital dan sebagian waktu lainnya dalam mode tatap muka tradisional.

Penerapan pembelajaran blended learning sangat mudah diaplikasikan di MA Unggulan Al-Imdad karena lingkungan madrasah telah dibekali dengan fasilitas akses internet, fasilitas laboratorium komputer, LCD Proyektor, dan fasilitas perpustakaan semi digital dan TV edukasi.

Baca juga: Jangan Nyinyir terhadap Lulusan PPG Prajabatan

Selain mendorong pembelajaran dengan metode blended learning dan pola khusus pesantren dalam memperdalam ilmu agama –melalui sorogan, bandongan, hafalan dan sebagainya– MA Unggulan Al-Imdad juga mendorong siswa untuk memiliki kemampuan untuk mandiri, berpikir kritis (critical thinking), kreatif, inovatif, dan adaptif yang dibutuhkan demi mencapai kesuksesan di era baru ini sesuai dengan visi misi MA Unggulan Al-Imdad “MANTAP” (Mandiri, Agamis, Nasionalis, Terampil, Amanah, dan Progresif) dan visi-misi Ponpes Al-Imdad “SANTRI SALIH” (Santun, Agamis, Nasionalis, Terampil, Ramah, Inovatif, dan Sadar Lingkungan Hidup). (Editor: Mara Ulya)

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

To Top