BANTUL, KEBARUAN.com – Azalia Nanda Bahy berhasil menyabet juara 3 Lomba Penulisan Cerpen Daulat Sastra Jogja yang digelar oleh Kundha Kebudayaan Dinas Kebudayaan Yogyakarta dari tanggal 1 – 14 Oktober 2023 dengan tema “Sumbu Filosofis”.
Siswi kelas 12 MA Unggulan Al-Imdad (MAU Al-Imdad), Bantul, saat ditemui di tengah kesibukannya menghadiri undangan untuk peserta lomba Musikalisasi Puisi menceritakan proses kreatif ketika dia menulis naskah cerpennya yang ternyata memenangkan lomba bergengsi ini.
“Saya menulis ketika ada waktu luang yang itu sangat singkat karena aktivitas di Pesantren Al-Imdad itu padat dari pagi hingga malam hari. Sempat drop tidak ingin meneruskan menulis tetapi kemudian saya mendapatkan motivasi maka saya lanjutkan lagi menuliskan ide cerpen saya,” jelas Nanda.
Ditanya tentang apa motivasi yang mendorongnya kembali bangkit menulis, Azalia mengatakan ingin menang.
“Motivasi saya adalah saya harus menang,” imbuhnya dengan penuh semangat saat ditemui Kebaruan.com, 30 Oktober 2023 lalu.
Azalia termasuk perempuan irit bicara namun memiliki banyak talenta. Gadis belia ini pandai melukis dan mahir membaca kitab bahasa Arab. Ia juga pandai di bidang sains sehingga kemampuan itu menjadikan dirinya sebagai sosok istimewa.
Berkat multilantanya itu, Azalia mendulang prestasi sejak masih sekolah di bangku SMP/MTs Al Falaah, Pandak, Bantul.
Azalia juga memiliki motivasi yang sangat kuat untuk meraih prestasi di bidang menulis sehingga motivasi itu bisa mengantarkannya meraih 3 lomba penulisan cerpen.
Dalam lomba kali ini, ia bersaing dengan para pelajar SMA dan mahasiswa tingkat S1, remaja/umum usia 16-21 tahun.
Selama menimba ilmu di MA Unggulan Al-Imdad, Azalia merupakan siswa yang aktif. Dia sering dikirim untuk mengikuti lomba, baik bidang ilmu agama, bahasa, ataupun sains hingga seni.
Dia juga aktif menulis dan berorganisasi sebagai Tim Redaksi Majalah dan Broadcast Al-Imdad, Tim Karya Tulis Ilmiah MAU Al-Imdad serta bertangung jawab membina dan banyak kegiatan positif lainnya.
Tema cerpen Azalia
Cerpen Azalia bercerita tentang nilai penting sebuah sejarah yang sangat dijaga oleh rakyat kecil tetapi akan sangat mudah dihancurkan oleh kaum berduit yang tidak memahami hal ikhwal tentang sejarah sebuah kota.
Klimaks dari cerita pendek Azalia itu adalah saat rakyat kecil tak lagi sanggup melawan kaum berduit yang akan menghancurkan tempat bersejarah, yakni Kandang Menjangan.
Baca juga: Jangan Nyinyir terhadap Lulusan PPG Prajabatan
Kemudian muncullah sosok Pangeran Mangkubumi menyelamatkan warga dan bangunan bersejarah dengan cara yang sangat menyentuh hati kaum berduit. Azalia menamai Pangeran Mangkubumi itu adalah Arga.
Cerpen yang dibangun dengan konflik yang terjaga ketegangannya dan sarat nilai edukasi ini memancing penasaran dari awal hingga akhir cerita.