Nasional

Dejavu Pilkada DKI 2017 di Pilpres 2024

Oleh : Agung Nugroho

(Deputi Disabilitas Timnas AMIN dan Presidium Perhimpunan Aktivis 98)

KEBARUAN.COM – Pilpres 2024 memasuki tahap akhir masa kampanye sebelum rakyat Indonesia menentukan pilihannya pada 14 Februari 2024 mendatang. Ada suasana yang terulang di pilpres 2024 ini, yaitu suasana yang mirip dengan pilkada DKI 2017. Di mana Anies saat itu sama sekali tidak diperhitungkan lolos putaran kedua oleh mayoritas lembaga survei.

Sejak pertengahan November 2016, enam kali survei oleh enam lembaga menunjukkan hasil yang konsisten bahwa Anies selalu di nomor buncit. Bahkan dalam survei terakhir yang dirilis LSI sebulan jelang pencoblosan Anies-Sandi bukan saja tetap nomor buncit. Namun selisih dukungannya dibanding Ahok, apalagi Agus, semakin jauh. Dalam survei LSI, elektabilitas pasangan Anies-Sandi hanya 21,4 persen. Sementara pasangan petahana Ahok-Djarot di angka 32,6 persen dan pasangan Agus di angka 36,7 persen.

Baca jugaHasil Survei Starpoll, AMIN Berpotensi Menang di Putaran Kedua

Ada yang tak tersentuh oleh lembaga survei yaitu keinginan besar warga DKI yang menginginkan perubahan di DKI Jakarta, di kotak suara pada putaran pertama, warga DKI melakukan perlawanan untuk menjungkirbalikan hasil survey lembaga survei yang diindikasikan lebih memihak ke Ahok dengan memilih Anies sebagai gubernur harapan baru. Hasil rekapitulasi yang dilakukan dari level kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) hinga pleno yang dilakukan oleh KPUD Jakarta pada putaran pertama membuktikan perlawanan warga DKI.

Hasil dari proses rekapitulasi itu yakni, Pasangan Agus Harimurti Yudhoyono – Sylviana Murni mendapatkan suara 937.950 dengan presentasi 17,02 %, pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)- Djarot Syaiful Hidayat memperoleh 2.364577 dengan presentase 42,99 %, sedangkan pasangan nomor urut 3 Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahudin Uno memperoleh 2.197.33 dengan presentase 39,95 %.

Anies lolos ke putaran kedua, warga DKI bersorak karena berhasil menjungkirbalikan hasil survei lembaga survei yang mengatakan Anies gugur di putaran pertama. Di putaran kedua, Anies yang berhadapan dengan goliath Ahok kembali diprediksi kalah. Kembali mayoritas lembaga survei mempertontonkan angka bahwa Anies tumbang dan Ahok keluar sebagai pemenang pilkada DKI 2017.

Bahkan yang dikatakan mendapat rapor biru seperti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA saat putaran kedua hanya mematok suara Anies-Sandi pada angka 51,4 persen. Selisih prediksi suara Anies-Sandi dengan Ahok-Djarot versi LSI-Denny JA hanya 8,7 persen, jauh berbeda dengan real count KPU yang mencapai 15,9 persen.

Hasil putaran kedua tersebut lagi-lagi adalah bentuk perlawanan warga DKI terhadap keangkuhan lembaga survei. Perlawanan warga DKI pada putaran pertama membuat swing voters di putaran kedua terseret arus perlawanan ini. Dan Anies mendapat tambahan dari swing voters sekitar 6-8 persen yang tadinya lebih memilih Ahok pada putaran pertama, dan semakin menebalkan angka perolehan suara Anies terhadap Ahok di putaran kedua yang berhasil dimenangkan Anies.

Pilpres 2024 pun Anies mengalami hal yang sama. Layaknya Dejavu, Anies sejak awal ditetapkan Nasdem sebagai bacalon presiden, semua lembaga survei selalu menempatkan di posisi buncit. Dari survei Poltracking yang di rilis 16 Mei 2022, Ganjar bertengger di posisi pertama dengan raihan 30,6 persen. Posisi kedua diikuti oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Sementara tempat ketiga diduduki oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Sementara hasil survei IPS yang dirilis pada 1-8 Agustus 2022 menunjukkan Prabowo Subianto di peringkat pertama dengan raihan 30,2%. Kemedian disusul Ganjar Pranowo di posisi kedua dengan suara 19,9%. Urutan ketiga adalah Anis Baswedan dengan perolehan 18,9%.

Saat memasuki Oktober 2022 dimana Anies memasuki masa akhir jabatan Gubernur DKI, kembali warga DKI melakukan perlawanan terhadap hasil lembaga survei yang selalu memojokkan Anies di urutan buncit dengan melakukan mobilisasi secara mandiri untuk datang berbondong-bondong dan tumplek mulai dari halaman balaikota DKI sampai bunderan HI. Media mencatat ada sekitar 300 ribu warga.

Perlawanan warga DKI yang dilakukan 16 Oktober 2022 menular ke seluruh penjuru Indonesia. Itu dibuktikan dimana setiap kunjungan Anies di berbagai daerah warga secara mandiri memobilisasi dirinya untuk sekedar menyambut calon pemimpin yang diyakini akan membawa perubahan kehidupan di Indonesia. Gelombang massa yang selalu tumpah ruah menyambut kedatangan Anies di daerahnya menjadi pembanding secara alamiah dengan hasil survei lembaga survei yang tetap menempatkan Anies di peringkat buncit.

Baca jugaAnies Baswedan Membawa Fenomena Baru Kampanye Pemilu 2024

Lembaga survei tak bergeming dengan fakta lapangan dengan tetap menempatkan Anies di nomor buncit. Berdasarkan hasil survei LSI yang lakukan pada 1-8 Juli 2023. LSI menempatkan Prabowo Subianto – 25,3 persen, Ganjar Pranowo – 25,1 persen, Anies Baswedan – 15,4 persen.

Masuknya Muhaimin yang ditetapkan sebagai cawapres Anies pada 2 September 2023 di Surabaya, semakin memperbesar barisan massa yang mengharapkan perubahan melalui pasangan AMIN. Warga di grass root mengambil sikap tak peduli dengan hasil survei dan terus menggelembungkan jumlah massa di setiap kunjungan pasangan AMIN seakan menjawab bahwa hasil survei dari lembaga survei adalah sebuah kesalahan.

Kini pemilu memasuki tahapan akhir masa kampanye, dan rakyat pemilih kemungkinan besar akan kembali menunjukan perlawanannya di kotak TPS mengingat semakin besarnya gelombang massa yang mengharapkan perubahan sekaligus untuk kembali menjungkirbalikan hasil survei lembaga survei.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

To Top