Nasional

Budayawan NU Sebut Ndas Bermakna Kepala Hewan dan Makian Kasar

arti kata ndas
Ilustrasi makian (Pixabay.com)

KEBARUAN.COM – Budayawan Nahdlatul Ulama (NU) asal Jawa Tengah, Habib Anis Sholeh Ba’asyin menjelaskan makna Ndas yang kini menjadi sorotan pasca-video viral pernyataan Prabowo dalam sebuah pertemuan internal Partai Gerindra belum lama ini.

Menurut Sholeh, Ndas itu sebenarnya merupakan istilah yang mengacu ke kepala hewan.

Dilansir dari KBANews.com, Sholeh menjelaskan, diksi “Ndas” berasal dari bahasa Jawa yang berarti kepala. Ndas itu berasal dari kata Endas yang memiliki padanan dengan sirah dan mustoko.

“Menurut pelajaran Jawa yang dulu saya terima, kata Ndas itu hanya dipakai untuk menyebut kepala bagi hewas. Sementara untuk manusia hanya kata sirah atau mustoko,” kata Sholeh.

Baca juga: Potensi Kemenangan AMIN, Menurut Survei Litbang Kompas

Karena mengacu pada kepala hewan, lanjut Sholeh, maka kata-kata Ndas itu ketika ditujukan ke manusia maka persepsi menjadi nada kasar. Dengan kata lain, ketika seseorang dibilang Ndas, itu adalah kata makian.

“Itu sebabnya penggunaan kata “Ndasmu” dianggap sebagai makian kasar, karena dengan istilah tersebut seseorang dianggap sedang membinatangkan lawan bicaranya,” kata Shileh.

Selain makian, kata Ndas di kalangan pemuda Jawa biasanya dipakai untuk bercanda atau menunjukkan rasa kesal. Penggunaan untuk dua suasana itu tergantung konteks pembicaraan dan tekanan pengucapan.

Baca juga: “Ndasmu Etik” dan Watak Asli Prabowo Subianto

“Apakah ungkapan “Ndas Etik” adalah umpatan kasar atau candaan karena kesal? Saya tidak tahu. Yang jelas, raasanya ungkapan itu tidaklah elok bila diucapkan di ruang publik, apalagi seseorang yang berposisi sebagai calon presiden. Mungkin demikian,” kata Sholeh.

 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

To Top