KEBARUAN.COM – Saat ini Indonesia masih dilanda kekeringan akibat musim kemarau yang cukup panjang. Fenomena alam itu menyebabkan warga di sejumlah daerah mengalami krisis air bersih, kegagalan tanam padi hingga kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Musim kemarau di Indonesia itu sudah terjadi sejak beberapa bulan lalu. Bahkan saat ini musim kemarau mengalami puncak ketika suhu mencapai 39 hingga 40 derajat celsius. Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak panas ini akan terjadi hingga September 2023.
Pemerintah terus berupaya mengatasi dampak kekeringan akibat musim kemarau ini. Bagi daerah yang mengalami krisis air bersih, pemerintah setempat melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memasok air bersih ke wilayah terdampak.
Baca juga: Tukang Sablon dan Tukang Pijat
Sementara untuk Karhutla, petugas gabungan dari unsur pemerintah, TNI dan Polri, melakukan pemadaman. Sebagian Karhutla sudah mulai padma. Namun demikian, kebakaran hutan dan lahan masih terus terjadi.
Selain upaya tadi, pemerintah juga melakukan rekayasa alam dengan membuat hujan buatan. Kendati demikian, hujan buatan ini belum sepenuhnya menyelesaikan persoalan dampak dari musim kemarau. Air yang meresap ke tanah sehingga bisa menjadi sumber mata air kurang maksimal.
Selain upaya manusiawi, pemerintah juga melakukan upaya lain yang bersifat religi. Pemerintah dan ulama pun mengimbau agar umat Islam untuk menggelar shalat minta hujan atau shalat Istisqa. Bagi Anda yang belum paham mengenai tata cara shalat istisqa dan niat serta doanya, berikut penjelasannya.
Apa itu Istisqa?
Istisqa berasal dari bahasa Arab dan berarti meminta hujan. Istilah ini biasanya digunakan dalam konteks agama Islam, di mana shalat Istisqa adalah shalat sunah yang dilakukan untuk meminta diturunkannya hujan.
Shalat ini biasanya dilakukan saat terjadi kemarau yang panjang atau ketika dibutuhkan hujan untuk keperluan tertentu.
Cara dan doa shalat Istisqa
Berikut adalah tata cara dan doa shalat minta hujan atau shalat Istisqa:
1. Niat Shalat Istisqa
– Bahasa Arab: أُصَلِّيْ سُنَّةَ الاِسْتِسْقَاءِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
– Bahasa Latin: Ushalli sunnatal istisqa’i rak’ataini (imaaman/ma’muman) lillahi ta’ala
Artinya: Aku sengaja salat sunnah minta hujan dua rakaat (sebagai imam/makmum) karena Allah ta’ala.
2. Tata Cara Shalat Istisqa
– Shalat dilakukan sebanyak dua rakaat dan menghadap kiblat.
– Pada rakaat pertama, seseorang harus melakukan takbir sebanyak tujuh kali dan kemudian membaca surat Al-Fatihah.
– Pada rakaat kedua, seseorang harus melakukan takbir sebanyak lima kali dan melanjutkan dengan bacaan surat Al-Fatihah.
Baca juga: Kemarau, Pemilu dan Cuaca Panas
– Setelah pelaksanaan shalat minta hujan, khatib diminta melakukan khutbah sebanyak dua kali. Sebelum masuk ke khutbah pertama, khatib membaca istighfar sembilan kali terlebih dahulu. Lalu, pada khutbah kedua, khatib diminta membaca istighfar sebanyak tujuh kali. Dalam khutbah diminta untuk memperbanyak bacaan doa minta hujan.
3. Doa Minta Hujan
Bahasa Arab: اللَّهُمَّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيثًا مَرِيئًا هَنِيئًا مَرِيعًا غَدَقًا مُجَلَّلًا عَامَّا طَبَقًا سَحًّا دَائِمًا اللَّهُمَّ اسْقِنَا الْغَيْثَ وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ الْقَانِطِينَ اللَّهُمَّ إِنَّ بِالْعِبَادِ وَالْبِلَادِ وَالْبَهَائِمِ وَالْخَلْقِ مِنَ الْبَلَاءِ وَالْجَهْدِ وَالضَّنْكِ مَا لَا نَشْكُو إِلَّا إِلَيْك
Artinya: Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan yang menolong, mudah, menyuburkan, yang lebat, banyak, merata, menyeluruh, dan bermanfaat abadi. Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan. Jangan jadikan kami termasuk orang yang berputus asa. Ya Allah, banyak hamba, negeri, dan jenis hewan, serta segenap makhluk lainnya mengalami bencana, kelaparan, dan kesulitan, dan kami tidak mengadu kecuali kepada-Mu
