Nasional

Makan Siang dan Susu Gratis, atau Ketahanan Pangan?

KEBARUAN.COM – Gus Muhaimin Iskandar, cawapres (Calon Wakil Presiden) nomor urut 1, pasangan calon (paslon) AMIN (Anies – Muhaimin), yang juga merupakan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), konsisten dengan program AMIN, yaitu mewujudkan ketahanan pangan, ketika mengomentari program paslon 2, Prabowo – Gibran. Sebagaimana yang kita ketahui, paslon 2, mengusulkan program makan siang dan susu gratis, untuk mengatasi berbagai persoalan di masyarakat, salah satunya adalah stunting.

Baca jugaAMIN Kian Tak Terbendung di Mataraman, 130 Pesantren Ponorogo Deklarasikan Dukungan

Gus Muhaimin melihat bahwa program makan siang dan susu gratis ini, jika tidak memberdayakan peternak susu, maka hanya akan menguntungkan pengimpor susu. Karena secara riil, stok atau ketersediaan susu produk dalam negeri, sangat kurang dibanding kebutuhan program susu gratis. Dalam diskusi diskusi “Slepet Imin” di Garut, Jawa Barat , Kamis 4 Januari 2024, Gus Muhaimin menyampaikan bahwa stok susu dalam negeri hanya 300 liter, sementara kebutuhan susu untuk program susu gratis, paslon 2, adalah sekitar 1 juta liter (Sumber: detik.com, diakses 4 Januari 2024).

Lebih lanjut, Gus Muhaimin juga menyampaikan bahwa seharusnya peternak dalam negeri diberdayakan untuk pengadaan susu, supaya susu yang digunakan bukan susu hasil impor, yang tidak menguntungkan produsen susu dalam negeri. Terkait program untuk mengatasi stunting, beliau menjelaskan bahwa seharusnya perencanaan untuk mengatasi hal itu dimulai dari perkawinan, bukan pada saat anak sudah SD (Sekolah Dasar) baru diberi susu gratis.

Baca jugaBerbagai Program Kongkrit AMIN untuk Penyandang Disabilitas

Artinya, program AMIN untuk menjaga ketahanan pangan dalam negeri, pada tahun pertama pemerintahan, jika berhasil memenangi Pilpres (Pemilu Presiden) 2024, pada dasarnya lebih memberdayakan ekonomi dan pelaku usaha dalam negeri, daripada program makan siang dan susu gratis milik paslon nomor urut 2, akan tetapi beras dan susu yang dipakai adalah hasil impor produk luar negeri. Hal yang utama, adalah bagaimana memperkuat perekonomian dan pelaku usaha dalam negeri, sebenarnya, dengan program ketahanan pangan, untuk menjaga ketersediaan pangan dalam negeri. Program makan siang dan susu gratis, pada dasarnya, tidak akan membangkitkan perekonomian dalam negeri, jika produk beras dan susu yang digunakan untuk program tersebut, adalah produk impor.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Terpopuler

To Top